|
Minggu, 21 Maret 2010 |
METODE PENGAJARAN MONTESSORI UNTUK ANAK |
METODE PENGAJARAN
MONTESSORI UNTUK ANAK
Orang tua adalah guru pertama, model peran, simbol rasa aman, dan sumber untuk mendapatkan kasih sayang dan pendidikan yang tulus. Peran orang tua tidak berakhir begitu saja, selamanya mereka akan memberikan yang terbaik bagi anaknya tidak peduli usia dan berapa jauhnya anak berasa. Bukanlah kasih sayang ibu itu ada sepanjang masa?
Ketika mendidik anak, ingatlah bahwa anak memiliki kemampuan-kemampuan. Tugas orang tua adalah membangkitkan kemampuan itu.
Metode yang digunakan dalam pengembangan kepribadian suatu anak yaitu dengan cara metode yang digunakan dalam pengembangan kepribadian suatu anak yaitu dengan cara metode montessori. Metode montessori adalah upaya pengembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Aktivitas batinnya di tumbuhkan dan di lindungi, serta di ajarkan kebebasan dalam kerangka organisasi, montessori menghasilkan suatu kontribusi kearah pengembangan sifat baik anak dengan cara menghilangkan gangguan-gangguan yang merupakan sumber kenakalan, kekerasan, dan pemberontakan.
Memberikan peluang anak untuk mandiri dan mengerjakannya dengan kesabaran dan pemahaman. Jika suatu hari anak anda menunjukkan minat khususnya untuk mengancingkan bajunya sendiri merupakan suatu kesempatan emas bagi anda untuk menunjukkan kepadanya bagaimana cara melakukanya.
Latihan-latihan hidup praktis juga bisa dilakukan di luat jam sekolah formal, misalnya ketika kita sedang berada di rumah. Inilah saat yang tepat untuk memperkenalkan contoh hidup praktis bagi anak anda.
Untuk latihan hidup praktis sebagaimana bagian metode montessori berikan sekalian contohnya. Gambaran berikut adalah contoh cara pengajaran anak:
1.Membuka dan menutup laci
Kegiatan ini mengajarkan anak agar menghargai ketenangan dan kerapian. Disamping juga memberikan perasaan bangga kepada anak ketika ia mampu membuka dan menutup laci dengan tenang tanpa berisik.
2.Membuang air / minuman
Contoh ini dimaksudkan untuk mengembangkan otot-otot yang berhubungan dengan penuangan, mengajari anak bagaimana menuang air ke tempat lain dengan cara yang benar dan mendidik anak belajar mandiri
3.Membersihkan debu
Latihan ini mengajarkan anak bahwa debu yang setiap hari menempel di meja, lemari, kursi dan lain-lain harus dibersihkan, disamping juga agar anak-anak belajar kebersihan dan bertanggung jawab menjaga segala sesuatu bersih dan rapi
4.Melipat serbet
Pelajaran ini untuk mengembangkan kontrol otot-otot jari yang sedang dilatih ketepatan dan mendidik anak membantu mengenal lingkungan sekitarnya.
5.Mencuci peralatan makan
Pelajaran ini untuk mengembangkan dan mengontrol gerakan dan menyempurnakan siklus antivitas, serta sebagai wahana mendidik anak merawat diri sendiri kemandirian.
6.Mempelajari alam
Anak-anak mempunyai minat bawaan terhadap alam sekitarnya dan rasa ingin tahu ini begitu kuat. Tunjukkan kepada mereka bagaimana cara menanam yang baik, ajarkan pula bagian-bagian bunga. Tunjukkan cara yang tepat memotong bunga dan mengaturnya dalam vas.
7.Latihan membaca
Membaca dan menulis berlangsung bergandengan. Anak harus menguasai betul pensil sebelum ia mempergunakannya. Kenalkan anak dengan huruf lepas.Label: METODE PENGAJARAN, MONTESSORI |
posted by Khoiruddin @ 17.19 |
|
|
Sabtu, 20 Maret 2010 |
PENERAPAN RAGAM HIAS BARONG SEBAGAI HIASAN BUSANA DENGAN TEKNIK HAND PAINTING DAN BORDIR |
ABSTRAK
Busana merupakan bagian dari suatu mode atau fashion, mulai dari busana anak-anak sampai busana dewasa. Busana adalah segala sesuatu yang dipakai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Perkembangan busana saat ini mengalami perubahan yang sangat pesat, baik dari model, kreasi maupun rancangan desain. Perubahan ini terlihat dari banyaknya desainer yang menggali inspirasi dari berbagai hal, tidak terkecuali inspirasi dari ragam budaya Indonesia untuk memberikan sentuhan yang modern.
Pada busana ini akan menerapkan ragam hias barong sebagai hiasan busana, yang terinspirasi dari tarian budaya Bali. Kemudian penulis menjadikannya inspirasi untuk menerapkan sebagai hiasan busana dengan teknik hand painting dan bordir. Tugas akhir ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan ide dan kreativitas dalam pembuatan hiasan busana.
Penerapan ragam hias barong sebagai hiasan busana melewati beberapa proses, mulai dari mencari inspirasi (collage), rekayasa desain, proses pembuatan busana, penerapan teknik hand painting, bordir, dan penyelesaian.
Collage merupakan sumber ide untuk mewujudkan busana dengan tema “Barong Dances”, kemudian menjadikan inspirasi penulis dalam pembuatan hiasannya. Busana ini bersiluet A-Line yang terdiri dari tiga bagian. Bahan yang digunakan adalah kain ducces, kain songket, dan kain motif bali dari tenunan.
Hasil jadi hiasan busana dengan penerapan teknik hand painting tersebut hasilnya sesuai dengan gambar yang diinginkan, dan dengan pewarnaan yang indah seperti bentuk gambar barong. Penerapan teknik bordir untuk mempertegas pada pewarnaan barong juga menjadikan bentuk barong yang bagus dan unik. Saran yang diusulkan oleh penulis dalam proses penerapan teknik hand painting dan bordir diperlukan ketepatan dalam pemilihan bahan, ketelatenan dan kesabaran yang tinggi agar hasilnya sesuai yang diinginkan.
Kata Kunci: Barong, Hiasan, Hand Painting dan Bordir.
|
posted by Khoiruddin @ 00.29 |
|
|
|
Evaluasi Pendidikan |
Secara formal, pendidikan diselengarakan disekolah. Hal itu sering sering dikenal dengan pengajaran dimana proses belajar mengajar yang melibatkan banyak factor baik pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dialakukan sudah sesuai dengan tujuan? Jika iya, sudah sejauh mana ditempuh? Apakah anak didiknya engalami kemunduran didalam belajar atau peningkatan, dan kalau mengalami kemunduran apakah penyebabnya?
Oleh karena timbulnya pertanyaan-pertabyaan itu,maka dari itulah kami menyajikan beberapa hal tentang salah satu teknik dan alat penilaian yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah teknik nontes. Salah satu teknik yang sangat membantu dalam penilaian terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.
A. Pengertian Teknik Nontes
Teknik penilaian nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak mengunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes. Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.
B. Penggolongan Teknik Nontes
1. Pengamatan/Observasi
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis.
Ada tiga jenis pengamatan, yaitu:
a. Pengamatan langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
Contoh: mengamati perkembangan mode secara langsung (peragaan busana)
b. Pengamatan tidak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan suatu alat dan pengamat tidak secara langsung mengamati.
Contoh: mengikuti perkembangan mode melalui internet.
c. Pengamatan partisipasi, yaitu pengamat harus melibatkan diri/ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh individu/kelompok yang diamati, dimana pengamat dapat menghayati dan merasakan seperti yang dirasakan orang dalam kelompok tersebut.
Contoh: dalam suatu event peragaan seorang pengamat menjadi dresser, maka disitu pengamat tersebut dapat melihat secara langsung dan terjun secara langsung.
Kegunaan pengamatan, yaitu dapat diketahui bagaiman sikap dan perilaku siswa. Kegiatan yang dilakukannya, tingkat partisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan yang dilakukannya, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya.
Langkah-langkah pengamatan:
1) Ada objek yang akan diamati/diobservasi
2) Menentukan tentang hal-hal apa yang akan di observasi
3) Menentukan bentuk observasi yang akan dilakukan oleh calon observan, agar setiap segi yang diamati dapat dipahami maknanya dan bagaimana dalam pengisiannya
4) Menyediakan catatan khusus sebagai tempat komentar pengamat di bagian akhir pedoman observasi.
2. Kuesioner (Questionair)
Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang harus diukur (responden), bisa dinamakan angket.
Tentang macam kuesionair, dapat ditinjau dari beberapa segi:
a. Ditinjau dari siapa yang menjawab:
1) Kuesioner langsung
Dikatakan kuesioner langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
2) Kuesioner tidak langsung
Yaitu kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya.
b. Ditinjau dari segi cara menjawab:
1) Kuesioner tertutup, adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
Contoh: Jenis bahan yang menyerap keringat contohnya?
Kain katun Wool Kain santung
2) Kuesioner terbuka, yaitu kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya
Contoh: Untuk mengetahui perkembangan mode busana mahasiawa busana harus mengetahui mode secara keseluruhan baik perkembangan mode di negeri maupun luar negeri, maka sebaiknya mahasiswa busana sering melakukan browsing diinternet.
Bagaiman pendapat saudara?
Kegunaan dari kuesioner dalam kegiatan pengajaran adalah:
a) Untuk memperoleh data mengenai latar belakang siswa sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya
b) untuk memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya
c) untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar mengajar
Langkah-langkah kuesioner:
a. Pengantar yang isinya permohonan mengisi kuesioner sambil dijelaskan maksud dan tujuannya
b. Menjelaskan petunjuk mengisi
c. Mulai dengan pertanyaan untuk mengungkapkan identitas responden
d. Pertanyaan dibuat dengan berbagai kategori/bagian sesuai dengan variabel yang diungkapkan
e. Pertanyaan dibuat singkat, tetapi jelas
f. Hindari penggolongan pertanyaan terhadap indikator/persoalan yang sama
g. Jawaban, kalimat, atau rumusannya tidak lebih panjang dari pada pertanyaan
h. Tidak boleh terlalu banyak dan panjang karena akan membosankan responden, biar pengisiannya obyektif
i. Kuesioner diakhiri dengan tanda tangan pengisi untuk menjamin keabsahan jawabannya.
3. Wawancara / Interview
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi.
Contoh: Apa tujuan anda untuk masuk dalam jurusan tata busana?
b. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
Contoh: - Apa arti busana?
- Apa tujuan busana?
- Apa fungsi dari berbusana?
Kegunaan dari wawancara/interview yaitu sebagai alat penilaian hasil dan proses belajar mengajar (sekolah).
Adapun langkah-langkah untuk mempersiapkan wawancara adalah
1) Menentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara
2) Berdasarkan tujuan diatas tentukan aspek-aspek yang akan diungkapkan dari wawancara tersebut
3) Menentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan dalam bentuk terstruktur atau bentuk terbuka
4) Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis butir (3) diatas
5) Sebaiknya dibuat pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara
4. Check – List (Daftar Cek)
Check list / daftar cek adalah salah satu alat/pedoman observasi yang berupa daftar kemungkinan-kemungkinan aspek tingkah laku seseorang yang sengaja dibuat untuk memudahkan mengenai ada tidaknya aspek-aspek tingkah laku tertentu pada seseorang yang dinilai.
Kegunaan dari check-list secara umum,yaitu:
a. Dapat digunakan sebagai alat penilaian awal
b. Untuk memperjelas tugas yang diberikan
c. Penilai kemajuan berkala, sampai dimana mutu pekerjaan yang dilakukan dalam suatu kegiatan
d. Penilaian akhir
Langkah-langkah:
a. Pahami item-item daftar cek & cara pengerjaannya
b. Sediakan sejumlah daftar cek
c. Masuk kelas & memilih tempat sedemikian rupa sehingga siswa tidak mengetahui bila mereka sedang di ovservasi
d. Amatilah semua siswa selama 5 – 10 menit untuk memperoleh secara mendalam satu sampai tiga orang siswa yang akan di observasi secara mendalam dalam kesempatan itu
e. Amatilah siswa selama 15 menit/lebih, setelah itu baru kerjakan cheking item-item yang sesuai dengan tingkah laku yang ada pada siswa yang diobservasi
f. Lakukan observasi sebanyak mungkin, dalam observasi itu hendaknya berfungsi mendalami sifat-sifat kebiasaan siswa.
Contoh:
Pernyataan Baik Rusak
Mesin obras
Mesin jahit
Mesin overdack
Mesin lubang kancing
5. Skala
Skala adalah suatu alat untuk mengukur nilai sikap, minat, dan pehatian, dll. Yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
a. Skala penilaian, yaitu mengukur penampilan/perilaku orang lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu kategori yang bermakna nilai.
Contoh:
Skala Penilaian Siswa
Nama Guru:................... Bidang studi yang diajarkan: .................
No Pernyataan Skala nilai
A B C D
1.
2.
3. Bagaiman sikap siswa dengan teman-temannya
Hubungan/cara bersosialisasi dengan teman
Bagaiman minat siswa dalam mengikuti pelajaran
b. Skala sikap, dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden. Apakah pernyataan itu didukung/ditolak, melalui rentangan nilai tertentu.
Ada 3 komponen sikap, yaitu kognisi, afeksi & konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut. Konasi berkenaan dengan kecendrungan berbuat terhadap objek tersebut.
Kegunaannya dari skala, yaitu:
1) Untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu
2) Hasilnya berupa kategori sikap, yaitu mendukung (positif), menolak (negatif) & netral
Contoh :
Pernyataan sikap Sangat setuju Setuju Tidak punya pilihan Tidak setuju Sangat tidak setuju
Pernyataan positif 2
5 1
4 0
3 1
2 2
1
Pernyataan negatif 2
1 1
2 0
3 1
4 2
5
Pernyataan sikap, disamping kategori positif dan negatif, harus pula mencerminkan dimensi sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Dibawah ini adalah contoh pernyataan sikap.
a) Buku tentang fashion susah di dapat di perpustakaan (- Kognisi)
b) Saya suka melihat peragaan busana (+ Afeksi)
c) Saya bosan membaca/melihat majalah mode (- Afeksi)
d) Saya sering meminta pendapat tentang hasil jadi busana (+ Konasi)
e) Saya merasa telah cukup menguasai bidang busana (- Konasi)
Adapun langkah-langkah petunjuk untuk menyusun skala:
a. Tentukan objek yang dituju, kemudian tetapkan variabel yang akan diukur dengan skala tersebut
b. Lakukan analisis vasiaber tersebut menjadi beberapa subvariabel atau dimensi variabel, lalu kembangkan indikator setiap dimensi tersebut.
c. Dari setiap indikator di atas, tentukan ruang lingkup pernyataan sikap yang berkenaan dengan aspek kognisi, afeksi, dan konasi terhadap objek sikap.
d. Susunlah pernyataan untuk masing-masing aspek tersebut dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif, secara seimbang banyaknya.
6. Sosiometri
Sosiometri adalah : salah satu cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyesuaikan dirinya, terutama hubungan sosial siswa dengan teman sekelasnya.
Sosiometri sebagai alat penilaian nontes sangat berguna bagi guru dalam beberapa hal, antara lain:
a. Untuk pembentukan kelompok dalam menentukan kelompok kerja (pembagian tugas).
b. Untuk pengarahan dinamika kelompok.
c. Untuk memperbaiki hubungan individu dalam kelompok dan memberi bimbingan kepada setiap anak.
d. Dapat mengetahui posisi seorang siswa dalam hubungan sosialnya dengan siswa lain.
Langkah yang ditempuh guru dalam sosiometri ada 3 yaitu:
1) Langkah pemilihan
Disini dosen menyuruh semua mahasiswanya untuk memilih designer-designer yang disenangi secara berurutan sebanyak satu atau dua anak. Dalam memilih mahasiswa perlu disebutkan alasan mengapa harus memilih designer itu.
Contoh:
Dalam makalah ini kami akan memberikan contoh para designer-designer yang dipilih.
Nama : Rani
Prodi : S1 Tata Busana
Designer yang saya pilih:
1. Anne Avantie Karena busana kebayanya yang kontemporer
2. Yohanes Karena gaun bridalnya dengan gaya Eropa
3. Irsan Karena busananya yang eksentrik
2) Langkah pertabelan
Dosen membuat tabel dalam materi tes sosiomentri dari data yang telah diperoleh dalam langkah pemilihan designer.
3) Langkah Pembuatan Gambar (Sosiogram)
Dari data yang telah kita buat dalam metrik sosiometri, dapat pula kita buat sebuah peta atau sosiogram.
Dengan melihat hasil sosiometri kita dapat mengetahui bagaimana kedudukan dan relasi sosial dari masing-masing anak dalam kelompok. Sehingga hasil dari sosiogram ini dapat dibuat pertimbangan untuk menilai sikap sosial anak dan kepribadiannya dalam kelompok.
7. Studi kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dipandang mengalami suatu kasus tertentu.
Kegunaannya dari studi kasus, yaitu untuk menemukan kasus-kasus pada siswa dapat dilakukan melalui pengamatan tingkah lakunya, menganalisis prestasi belajar yang dicapai, hubungan sosial dengan teman sekelas, mempelajari perilaku-perilaku ekstrem dari siswa, dan lain-lain.
Adapun langkah-langkah gambaran secara umum untuk melaksanakan studi kasus dalam bidang pendidikan, khususnya disekolah:
1) Menemukenali siswa sebagai kasus, artinya menetapkan siapa-siapa di antara siswa yang mempunyai masalah khusus untuk dijadikan kasus.
2) Menetapkan jenis masalah yang dihadapi siswa dan perlu mendapatkan bantuan pemecahan oleh guru.
3) Mencari bukti-bukti lain untuk meyakinkan kebenaran masalah yang dihadapi siswa tersebut melalui analisis hasil belajar yang dicapainya, mengamati perilakunya, bertanya kepada teman sekelasnya, kalau perlu meminta penjelasan dari orang tuanya.
4) Mencari sebab-sebab timbulnya masalah dari berbagai aspek yang berkenaan dengan kehidupan siswa itu sendiri.
5) Menganalisis sebab-sebab tersebut dan menghubungkannya dengan tingkah laku siswa agar diperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai latar belakang siswa
6) Dengan informasi yang telah lengkap tentang faktor penyebab tersebut, guru dapat menentukan sejumlah alternatif pemecahannya
7) Alternatif yang telah teruji sebagai upaya pemecahan masalah dibicarakan dengan siswa untuk secara bertahap diterapkan, baik oleh siswa itu sendiri maupun oleh guru.
8) Terus mengadakan pengamatan dan pemantauan terhadap tingkah laku siswa tersebut untuk melihat perubahan-perubahannya.
Contoh:
Misal kita menjadi seorang designer dan ada seorang customer yang mengkomplain (jahitan tidak halus) maka disitulah terjadi kasus dan bagaimana kita cara menyelesaikannya? Mungkin kita akan memperbaikinya bila perlu mengganti sesuai keinginannya.
8. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah salah satu teknik non tes dengan menggunakan data pribadi seseorang sebagai bahan informasi penelitian. Evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
Kegunaannya:
• Mengetahui pengalaman-pengalaman yang ada pada siswa.
• Subyek evaluasi akan dapat menarik kesimpulan tentang kepribadian siswa
• Subyek evaluasi akan dapat mengetahui kebiasaab dan sikap dari obyek yang dinilai.
Langkah-langkah riwayat hidup:
• Mendata data pribadi siswa
• Mensurvei data siswa
• Menganalisa data siswa
• Mencatat data siswa yang sebenarnya
Contoh: Pernah melakukan pelanggaran, misal : romadhan menggunakan busana muslim tapi yang digunakan bukan busana muslim, siswa tersebut akan masuk data dalam riwayat hidup siswa.
9. Portofolio
Portofolio adalah suatu kumpulan dokumen hasil karya dari seseorang individu dalam rangka mencapai tujuan dan pemanfaatan, yang menunjukkan dan membuktikan upaya belajar, hasil belajar, proses belajar dan kemajuan yang dilakukan mahasiswa dalam jangka waktu tertentu.
Kegunaan portofolio bagi siswa:
a. Belajar bagaimana memonitor kemajuan siswa itu sendiri dan mengambil tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
b. Menunjukkan contoh pertumbuhan kekuatan mereka dalam bahasa lisan/tulisan/kemandirian mereka sebagai pelajar.
Langkah-langkah dalam melaksanakan Portofolio :
a. Tahap Persiapan
1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang akan diakses dengan portofolio.
2) Menjelaskan bagian mana, seberapabanyak kinerja dan hasil karya yang secara minimal haus disertakan dalam portofolio, dalam bentuk apa dan bagaimana hasil karya akan diakses.
3) Menjelaskan bagaimana hasil karya harus disajikan.
b. TahapPelaksanaan
1) Dosen mendorong dan memotivasi mahasiswa
2) Dosen mendiskusikan secara rutin dengan mahasiswa tentang proses pembelajaran yang akan menghasilkan karya mahasiswa.
3) Memberikan umpan balik secara berkesinambungan.
4) Memamerkan keseluruhan hasil karya mahasiswa yang disimpan dalam portofolio bersama mahasiswa lain.
c. Tahap Penilaian
1) Menegakkan kriteria penilaian bersama sama atau dengan partisipasi mahasiswa.
2) Kriteria yang disepakati dilaksanakan secara konsisten oleh dosen dan mahasiswa.
3) Arti penting dari tahap penilaian ini adalah self Assesment yang dilakukan oleh mahasiswa.
4) Hasil penilaian dijadikan tujuan baru bagi proses pembelajaran berikutnya.
Contoh :
Pada waktu gelar cipta busana mahasiswa membuat portofolio mulai dari identitas designer, desain, rekayasa bahan, pola, pecah model, narasi dan sebagainya yang disesuaikan dengan desain yang akan diwujudkan.
10. Performen
Performen yaitu suatu penilaian terhadap proses perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan.
Kegunaan performen:
Untuk menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam proses maupun produk dalam tingkah laku, penampilan / kerapian.
Langkah-langkah performen :
• Mempersiapkan penampilan dengan sebaik-baiknya (dalam hal penampilan berbusana, prilaku, sikap, serta cara berbicara)
Contoh: Sebagai mahasiswa yang baik dalam lingkungan jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, mahasiswa harus menjaga penampilan dalam busana, serta menjaga kerapian dalam berbusana.
11. Rubrik
Rubrik merupakan wujud performan yang dapat diartikan sebagai kriteria penilaian yang bermanfaat membantu untuk menentukan tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan.
Kegunaan:
Untuk membantu menentukan tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan
Langkah-langkah:
• Menentukan aspek yang akan dinilai
• Menentukan tingkat ketercapaian nilai
• Menentukan score nilai
Contoh : membuat Frahmen saku tempel
Kriteria penilaian
1. Teknik jahit 25
2. Kerapian 14
3. Kesesuaian hasil jadi dengan desain 15
4. Setikan rapi / tidak rapi 10
5. Hasil jadi akhir saku 35 +
Total skor nilai 100 |
posted by Khoiruddin @ 00.06 |
|
|
Jumat, 19 Maret 2010 |
ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA |
Pengertian, Bentuk, dan Fungsi Keluarga
A. Pengertian Keluarga
Kata keluarga dapat diambil kefahaman sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasi bio-psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatu ikatan khusus untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya statis dan membelenggu dengan saling menjaga keharmonisan hubungan satu dengan yang lain atau hubungan silaturrahim. Sementara satu keluarga dalam bahasa Arab adalahal Usroh yang berasal dari kata al-asru yang secara etimologis mampunyai arti ikatan. Al- Razi mengatakan al-asru maknanya mengikat dengan tali, kemudian meluas menjadi segala sesuatu yang diikat baik dengan tali atau yang lain.
Sebab keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi,keluarga dan masyarakat.
Adapun pengertian keluarga menurut para ahli, yaitu:
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
4. Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5. Ny. Sri Rusmini, B.A. (1984)
Keluarga adalah suatu kesatuan yang anggota-anggotanya mengabdikan dirinya pada kepentingan dan tujuan keluarga dengan rasa cinta dan kasih sayang, dimana anggota-anggotanya berkewajiban tolong menolong dan berusaha mensukseskan tujuan keluarga serta dimana anggota-anggotanya berhak mengeluarkan pendapatnya dan didengarkan pendapatnya oleh anggota yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
B. Bentuk Keluarga
Adapun bentuk-bentuk keluarga sebagaimana dijelaskan William J. Goode dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk, yaitu:
1. Keluarga nuklir (nuclear family) sekelompok keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum memisahkan diri membentuk keluarga tersendiri.
2. Keluarga luas (extentended family) yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari kakek, nenek yang sama termasuk dari keturunan masing-masing istri dan suami.
3. Keluarga pangkal (sistem family) yaitu jenis keluarga yang menggunakan sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua, seperti banyak terdapat di Eropa pada zaman Feodal, para imigran Amerika Serikat, zaman Tokugawa di Jepang, seorang anak yang paling tua bertanggungjawab terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai ia menikah, begitu pula terhadap saudara laki-laki yang lainnya.
4. Keluarga gabungan (joint family) yaitu keluarga yang terdiri dari orang-orang yang berhak atas hasil milik keluarga, mereka antara lain saudara laki-laki pada setiap generasi, dan sebagai tekanannya pada saudara laki-laki, sebab menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak lahirnya mempunyai hak atas kekayaan keluarganya.
MACAM-MACAM BENTUK KELUARGA
1. TRADISIONAL:
The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri.
The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. NON-TRADISIONAL:
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri.
Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.
The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners).
Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
C. Fungsi Keluarga
Adapun beberapa fungsi keluarga, yaitu:
Fungsi Keluarga Menurut WHO (1978)
1) Fungsi Biologis
• Untuk meneruskan keturunan
• Memelihara dan membesarkan anak
• Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
• Memelihara dan merawat anggota keluarga
2) Fungsi Psikologis
• Memberikan kasih sayang dan rasa aman
• Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
• Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
• Memberikan identitas keluarga
3) Fungsi Sosialisasi
• Membina sosialisasi pada anak
• Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak
• Meneruskan nilai-nilai keluarga
4) Fungsi Ekonomi
• Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
• Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
• Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.
5) Fungsi Pendidikan
• Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
• Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
• Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Friedman (1998) :
1) Fungsi Affective
• Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling mengasuh, menghargai, terikat dan berhubungan.
• Mengenal identitas individu
• Rasa aman
2) Fungsi Sosialisasi Peran
• Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan.
• Fungsi dan peran di masyarakat.
• Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.
3) Fungsi Reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
4) Fungsi Ekonomi
• Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
• Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana
5) Fungsi Perawatan Kesehatan
• Konsep sehat sakit keluarga
• Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit, tujuan kesehatan keluarga, keluarga mandiriLabel: ARTIKEL IKK, ARTIKEL ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA, IKK, ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA |
posted by Khoiruddin @ 23.43 |
|
|
|
|
About Me |
Name: Khoiruddin
Home: Gresik, Jatim, Indonesia
About Me: Terus Mencoba...
See my complete profile
|
Previous Post |
|
Archives |
|
Shoutbox |
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. |
Other things |
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. |
Links |
|
Template by |
|
|
|