KURIKULUM SEBAGAI SUATU SISTEM
PENDEKATAN SYSTEM System adalah sekelompok / seperangkat obyek / bagian / komponen yang interdepeden dan berhubungan satu sama lain, yang dapat menyelesaikan seperangkat obyek (tujuan) yang telah ditetapkan lebih dahulu. Pendekatan adalah cara mengenal suatu obyek. Pendekatan system adalah cara pendekatan / pengenalan suatu obyekdengan mengelompokkan obyek tersebut menjadi kelompok-kelompok yang saling bergantung satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan lebih dahulu
KURIKULUM SEBAGAI SUATU SYSTEM Menurut Hilda Taba memandang bahwa kurikulum sebagai system yang terdiri dari komponen-komponen tujuan (umum & khusus). Seleksi dan organisasi bahan, corak / pola belajar mengajar dan program evaluasi terhadap hasil belajar mengajar Menurut John F. Kern dalam buku “Changing the curriculum” mengatakan bahwa kurikulum: Objectiver: Tujuan, bersumber dari murid, masyarakat dan ilmu pengetahuan. Knowledges: pengetahuan, terdiri dari organisasi dan seleksi dari konsep dan prinsip ilmu pengetahuan, yang diintegrasikan, diurutkan dan pengulangan School learning experiences : pengalaman belajar di sekolah yang termasuk di dalamnya adalah metode, isi pelajaran, kesiapan, perbedaan individu, hubungan guru murid, masyarakat sekolah dan masyarakat luas. Evaluation: evaluasi dimana dengan melalui tes, interview dan pengukuran lain dapat dikumpulkan sejumlah informasi yang dapat dipergunakan dalam mengambil keputusan tentang kurikulum.
KOMPONEN KURIKULUM Komponen Tujuan Kurikulum merupakan suatu program untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. Tujuan yang tergantung dalam kurikulum suatu sekolah Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan
Digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang kita harapkan dimiliki murid setelah mereka menyelesaikan seluruh program pendidikan dari sekolah tersebut. Tujuan dari sekolah dinamakan tujuan institusional / tujuan lembaga Tujuan yang ingin dicapau dalam setiap bidang studi
Digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang kita harapkan dimiliki oleh murid setelah mempelajari suatu bidang studi pada suatu sekolah tertentu. Tujuan kurikuler disebut juga tujuan instruksional merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan kurikuler. Urutan tujuan pendidikan tersebut di awali dari tujuan Tujuan pendidikan nasional Adalah merupakan tujuan pendidikan yang tertinggi dalam kegiatan di Negara kita. Secara eksplisit tujuan pendidikan nasional itu dapat dijabarkan sebagai membentuk mahasiswa yang Tujuan institusional Tujuan Kurikuler Lembaga pendidikan melaksanakan kegiatan pendidikan akan memberikan sejumlah isi pengajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga merupakan sejumlah pengalaman belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan tujuan yang akan dicapai setelah si anak mengikuti sejumlah program pengajaran yang diberikan dalam lembaga pendidikan itu. Tujuan institusional, tujuan pendidikan nasional, tujuan kurikuler ini harus mencerminkan dan menggambarkan tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional itu. Penjabaran dari tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional harus nampak pada tujuan kurikuler ini. Tujuan Instruksional Adalah merupakan penjabaran yang terakhir dari tujuan-tujuan yang terdahulu dan lebih atas. Dapat dicapai pada saat terjadinya proses belajar mengajar secara langsung yang terjadi pada setiap hari. Untuk tujuan instruksional ini kita bedakan 2 (dua) jenis tujuan yaitu: Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Guru dalam merumuskan tujuan ini hendaknya memperhatikan hal-hal ini yang merupakan syarat TIK: TIK hendaknya menggunakan istilah-istilah yang operasional TIK hendaknya merupakan hasil belajar siswa TIK hendaknya terwujud dalam tingkah laku yang spesifik TIK hendaknya mengandung hanya satu jenis tingkah laku. Komponen Materi (Isi dan Struktur Program) Isi Kurikulum Struktur program Komponen Organisasi dan Strategi Organisasi Struktur (susunan) program suatu kurikulum mengenal apa yang disebut struktur horizontal dan struktur vertical. Struktur Horisontal
Struktur horizontal suatu kurikulum berkenaan dengan apakah kurikulum itu diorganisasikan dalam bentuk: Mata-mata pelajaran secara terpisah (subject-centered) misalnya: biologi, fisika, sejarah, ilmu bumi dan sebagainya atau Kelompok-kelompok mata pelajaran yang kita sebut bidang studi (broadfield) misalnya: IPS, IPA, Kesenian, Matematika, dan sebagainya atau Kesatuan program tanpa mengenal mata pelajaran maupun bidang studi (integrated program)
Struktu Vertikal
Struktur vertical suatu kurikulum berkenaan dengan a[akah kurikulum tersebut dilaksanakan melalui: Sistem : kelas Program tanpa kelas Kombinasi antara system a dan b Dalam struktur vertikal ini tercakup pula sistem unit waktu yang digunakan. Akhirnya struktur program ini menyangkut pula masalah pejadwalan dan pembagian waktu untuk masing-masing bidang studi/isi kurikulum pada setiap tingkat atau kelas. Strategi
Strategi pelaksanaan kurikulum tergambar dari cara yang ditempuh di dalam melaksanakan pengajaran, cara di dalam mengadakan penilaian. Cara di dalam melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, dan cara dalam mengatur kegiatan sekolah secara keseluruhan. Secara umum, cara dalam menyajikan setiap bidang studi, cara (metode) mengejar dan alat pelajaran yang digunakan. Komponen metode ini menyangkut metode atau upaya apa saja yang dipakai agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Metode hendaknya relevan terhadap tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dalam pelaksanaanya tidak ada satu metode yang baik untuk segala tujuan\; atau dengan kata lain kita harus memperhatikan tujuan dan situasi, karena suatu metode cocok untuk mencapai suatu tujuan akan tetapi belum tentu cocok untuk mencapai suatu tujuan yang lain. Penggunaan satu metode untuk mencapai tujuan lebih dari satu tujuan;sedangkan polivalent adalah penggunaan lebih dari satu metode untuk mencapai satu tujuan. Dengan metode ini proses pengajaran (belajar mengajar) dipandang sebagai suatu sistem. Komponen Sarana dalam Kurikulum Lembaga Pendidikan Guru (SPG) meliputi: Sarana Personal yang terdiri dari:
1) Guru 2) Tenaga edukatif yang tidak mengajar seperti konselor 3) Tenaga teknis non edukatif misalnya tenaga tata usaha 4) Tenaga khusus dan penasihat misalnya kepala inspeksi Saraba Material yang terdiri dari:
Bahan instruksional dalam bentuk bahan instruksional, teksbook, alat atau media pendidikan, sumber yang menyediakan bahan instruksional atau pengalaman belajar dan sebagainya Sarana fisik yang terdiri dari gedung sekolah, kantor, laboratorium, lapangan, halaman sekolah, dan sebagainya Biaya operasional yaitu tersedianya biaya dan dana untuk penyelenggaraan pendidikan.
Sarana Kepemimpinan
Akan memberi dukungan, pengamanan pelaksanaan, serta memberi bimbingan, pembinaan dan menyempurnakan prigram pendidikan. Sarana Administratif
Sarana administratif di sini dapat disebutkan sebagai: Pedoman khusus bidang pengajaran; Pedoman penyusunan satuan pelajaran; Pedoman praktek keguruan; Pedoman bimbingan siswa; Pedoman administrasi dan supervisi Komponen Evaluasi (Penilaian) Kurikulum sebagai bahan konsumsi dari anak didik dan sekaligus juga konsumsi bagi masyarakat juga harus dinilai terus menerus serta menyeluruh terhadap bahan atau program pengajaran. Penilaian terhadap kurikulum dimaksudkan sebagai feedback terhadap tujuan, materi, metode dan sarana dalam rangka membina dan memperkembangkan kurikulum lebih lanjut. Penilaian dapat dilakukan oleh semua pihak baik dari kalangan masyarakat luas maupn dari kalangan petugas-petugas pendidikan. Dari uraian di atas, bahwa tiap komponen kurikulum saling bertalian erat dengan semua komponen lainnya, jadi tujuan bertalian erat dengan bahan pelajaran, proses belajar-mengajar, dan penilaian. Artinya tujuan yang berlainan, kognitif, afektif, atau psikomotor akan mempunyai bahan pelajaran yang berlainan. Proses belajar-mengajar yang lain dan harus dinilai dengan cara yang lain pula.
PERUBAHAN KURIKULUM Pengertian Perubahan
Disebut mengalami perubahan bila terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja. Dengan kata lain, perubahan kurikulum dapat kita ketahui antara lain dengan membandingkan situasi kurikulum tersebut antara waktu sebelum dan sesudahnya perubahan terjadi. Jenis-jenis perubahan
Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian-sebagian, tapi dapat pula bersifat menyeluruh. Perubahan sebagian-sebagian
Perubahan yang terjadi hanya pada komponen (unsur) tertentu saja dari kurikulum kita sebut perubahan yang sebagian-sebagia. Perubahan dalam metode mengejar saja, perubahan dalam itu saja, perubahan dalam sistem penilaian saja, adalah merupakan contoh dari perubahan sebagian-sebagian. Perubahan yang berlangsung pada komponen tertentu sama sekali tidak berpengaruh terhadap komponen yang lain.
Perubahan menyeluruh
Artinya keseluruhan sistem dari kurikulum tersebut mengalami perubahan, perubahan mana tergambar baik di dalam tujuannya, isinya organisasi dan strategi dan pelaksanannya. Demikian pula kegiatan pengembangan kurikulum sekolah pembangunan mencerminkan pula usaha perubahan kurikulum yang bersifat menyeluruh. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum
Pertama, bebasnya sejumlah wilayah tertentu di dunia ini dari kekuasaan kaun Kolonialis. Kedua, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali. Ketiga, pertumbuhan yang pesat dari penduduk dunia. Dengan bertambahnya penduduk, maka makin bertambah pula jumlah orang yang membutuhkan pendidikan. |